“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga lupa betapa pedihnya rasa sakit.” – Ali bin Abi Thalib
Quotes
di atas adalah salah satu kata-kata favorit dari sekian banyak quote
yang aku suka. Maklum, anaknya emang adore with words. I love that quotes
after a year that I think it’s become my turning point in many things.
Sejak saat itu aku merasakan kedamaian atas rasa penyerahan diri kepada Sang
Pencipta. Tidak lagi khawatir akan apapun yang akan datang di kemudian hari,
entah itu esok atau masa depan.
Rasanya Allah baik sekali dan luar biasa membuat
aku terpana akan kejutan-kejutan yang hadir ketika kita memasrahkan segalanya,
tidak berekspetasi, dan tidak mengharap berlebihan. Karena aku tahu, aku harus
selalu menyiapkan hati untuk apapun kemungkinan yang datang. Dulu aku terlalu
menggebu untuk mencapai tujuan, melakukan penargetan, membayangkan kehidupan
masa depan seandainya impian-impian itu terwujud. Tapi aku lupa untuk
menyiapkan hati atas kemungkinan terburuk. Aku terlalu terfokus akan tujuan
namun lupa memaknai dan menikmati proses yang juga sama pentingnya, dapat menentukan
hasil di masa mendatang. Sehingga aku kehilangan banyak pelajaran berharga.
Sekarang ku menyadari bahwa keberhasilan dan kegagalan sama porsinya, maka
selalu bersiaplah untuk segala kemungkinannya.
Agaknya ujian kehidupan tidak akan berakhir selama
kita masih hidup. Setahun pembelajaran berharga yang terkenang dan akan selalu
teringat karena dampaknya yang luar biasa mengubah diri dan kehidupan
setelahnya. Meskipun setahun ujian tersebut rasanya tidak sebanding dengan
banyak kenikmatan yang telah Allah berikan. Seharusnya merasa malulah diri ini
karena selalu mengeluh dan kufur nikmat, padahal nikmat yang diberi sudah tak
terukur. Hanya rasa cukup (qanaah) yang dapat membentengi hasrat
manusia yang selalu merasa kurang. Menyadari bahwa apa yang diberikan Allah
sudah berdasarkan kecukupan dan kebutuhan masing-masing hamba. Semakin
bertambah amanah dan tanggung jawab seseorang, maka akan Allah tambah pula
nikmatnya sesuai tuntutan tanggung jawabnya. Bersyukur, no debat!
Maka bersabarlah akan segala kondisi yang dialami. Baik kenikmatan
ataupun kekurangan, karena bersamanya selalu hadir ujian. Apakah kita mampu
mempergunakannya dengan baik dan benar atau sebaliknya. Belum tentu nikmat yang
berlimpah itu juga berkah. Maka ziswaf (zakat, infaq,
sedekah dan wakaf) adalah salah satu sarana untuk menyucikan harta
dengan berbagi. Barangkali ada hak orang lain dalam harta kita yang belum
ditunaikan. Selalu berprasangka baiklah kepada Allah dan sesama. Yakin akan ada
suatu hal baik yang menanti setelah banyak kesabaran yang kita lalui jika kita
mau mengambil pelajaran dan berubah menjadi pribadi lebih baik. Pertolongan dan
rezeki akan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Ketika saat itu
datang, pergunakanlah momentum untuk lebih memperluas kebermanfaatan dan lebih
mendekatkan diri kepada Ilahi Rabbi. Aamiin.
"Barang
siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa
yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq:
2-3).