Hari ini tepat setahun atas salah satu peristiwa luar biasa dalam
hidupku. Peristiwa luar biasa yang cukup banyak mengubah hidupku.
Dulu sering ku bertanya, apakah ada pria yang benar-benar bisa
mencintai seorang wanita ataupun sebaliknya. Mungkin kesangsian ini muncul
karena lingkungan tempatku tumbuh tidak aku dapati sosok figur bagaimana
seharusnya lelaki itu terkhusus dalam Islam. Aku tumbuh menjadi seorang wanita
kuat dan mandiri, yang mau tidak mau menuntutku untuk serba bisa. Hingga secara
tidak langsung, bersamaan dengan proses itu kepercayaanku akan sosok lelaki
terkikis. Aku tidak takut untuk banyak terlibat dalam kegiatan yang
mengharuskan untuk berada di sekitar para lelaki, karena selain aku mempercayakan
kemampuanku menjaga diri, ternyata ketidakyakinan ku kepada lelaki pun cukup
memengaruhi. Di lain sisi, aku juga paham bahwa tidak ada cinta sebelum
pernikahan. Maka aku akan selalu defensif terhadap jenis perasaan cinta yang
datang. Meski masih seringkali ku terlena meladeni, tapi pada akhirnya akal ku
menang melawan rasa yang belum saatnya itu.
Ujian tentang rasa ‘cinta’ akan selalu ada menghampiri. Entah
karena memang begitu alamiahnya, atau mungkin seiring bertumbuhnya usia dan
pemahaman, akan ada saatnya ketika diri sudah tak mampu membentengnya. Hanya saja
perihal itu aku pun tak yakin, karena seringkali manusia tertipu oleh muslihat
syaiton. Aku hanya selalu yakin dan berdoa bahwa jika memang benar saat itu
tiba, Allah sendiri yang akan berikan keyakinan. Perasaan akan sebuah keteguhan
hati yang belum pernah kita rasakan sebelumnya.
Sama seperti kisah sebelumnya bahwa hanya menyoal waktu kisah ini
akan berlalu. Tapi aku hanya merasa tingkatan kali ini lebih sulit, lebih sakit
dan menyiksa. Layaknya ujian ranah akademis, ujian dalam kehidupan pun ada
tingkatannya. Aku baru merasakan ujian perasaan hati yang seperti ini. Ya
Allah, kaulah yang Maha membolak-balikan hati. Lepaskanku dari segala belenggu
rasa yang belum saatnya ini serta teguhkanlah keyakinanku atas pilihan terbaik
dari-Mu. Hiasi hati dan diri hanya untuk mengingat kepada-Mu. Memantaskan diri
sebagai hamba terbaik-Mu. Berkarya dan berkontribusi untuk Islam.
Lekas pulih wahai hati...
Lekas pulih wahai jiwa...
Lekas pulih wahai jasad...
0 komentar:
Posting Komentar