Pesan Pagi Hari | Part I


Dalam senyap malam itu kuputuskan rehat sejenak dari lelahnya pikiran mengerjakan tugas yang rasanya begitu menguras energi. Ku rebahkan tubuh di atas kasur kecil yang terhampar di ruang tengah. Nyaman sekali rasanya. Lalu kupejamkan mata untuk sekadar mengistirahatkannya yang sejak pagi tak henti memandang layar gawai. Tak lama waktu berselang, aku segera beranjak menyadarkan diri yang hampir tertidur. “Gawat! Hampir saja tertidur,” gumamku. Dipaksanya tubuh ini berdiri, bergerak masuk menuju kamar untuk mengambil seperangkat alat perang wanita sebelum tertidur. “Harus dibuat segar muka ini. Aha! Maskeran dulu ah..” pikirku. Akhirnya tengah malam itu aku maskeran.

Setelah membersihkannya dan muka ini merasa segar, kuputuskan kembali menghadap layar komputer untuk lanjut mengerjakan tugas selanjutnya. Namun, apalah daya tubuh ini berada di puncak lelahnya dan tidak bisa diajak kompromi, akhirnya kuputuskan untuk tidur selama 30 menit (sembari melihat jam dinding). Mengingat waktu yang tersisa tidak banyak hingga jam pelajaran tiba.

“Hah! jam berapa ini?” Seketika aku terbangun, terperanjat kaget melihat jam dinding. “Oh, baru jam tiga pagi,” lirihku. Dalam hati aku berkata, “Pas berarti aku tidur 30 menit. Tapi kok rasanya seperti aku tidur lama. Ah, sudahlah yang penting aku sudah terbangun.” Diambilnya hp lalu aku bertanya-tanya ketika melihat notif yang ramai di whatsapp. Ada apa? Kok dini hari grup ramai? Ketika melihat salah satu pengetiknya, lalu aku teringat bahwa tadi sebelum aku tertidur, aku sempat melihat pesan beliau masuk namun dihapusnya kembali. Aku sempat berpikir ada apa sangat dini hari beliau mengirim pesan di grup? Yang berarti menandakan bahwa beliau terbangun pada jam tersebut. Dan ketika dihapusnya kembali, aku hanya ingin berpikir positif, salah kirim.

Tidak berani membukanya, secara cepat jariku langsung mengarah membuka grup lainnya yang secara tidak langsung akan diketahui informasi apa yang disampaikan di grup sebelah. Setelah membaca respon teman-teman, kurang lebih mendapat gambaran info, barulah kuberanikan diri membuka pesan di grup tersebut. Dan ternyata....

0 komentar:

Posting Komentar