Dan ternyata... you know me so well~ itu
pesan dari dosen tercinta☺. Waw
dini hari mengirimkan pesan yang beurat dan berisi itu gimana gitu ya,
panjang pula. Akhirnya kucoba baca secara seksama dan memahami maksudnya.
Beliau mengkritisi tugas kami yang mungkin tidak seperti yang beliau
perintahkan dan harapkan. Tapi, tidak hanya sekadar mengomentari, beliau pun
memberi masukan bagaimana seharusnya tugas dikerjakan. Tak mengapa, wajar
karena memang benar kami tidak mengerjakan seperti yang beliau perintahkan dan
hanya apa adanya disamping ketidakmengertian kami, tapi memang tugas yang
diberikan tidak sedikit belum tugas yang lainnya. Jadilah kami menyepakati bersama
cukup mengirimkan apa adanya.
Setelah membacanya, bingung harus merespon seperti apa, akhirnya
aku tidak membalasnya. Dan sepertinya yang lain pun begitu. Hampir dibuat berkecamuk
tiba-tiba. Namun, aku tak mau ambil pusing dan terlalu khawatir. Setelah
membalas pesan lain yang diperlukan, akhirnya untuk mendinginkan kepala
sejenak, aku pun memutuskan untuk mengambil air wudhu dan berdoa kepada Sang Pencipta.
Setelah itu sambil menunggu waktu, kuputuskan untuk hiburan sejenak menonton streaming
youtube. Ada beberapa video yang sedang kugemari menonton akhir-akhir ini salah
satunya adalah Living Big In A Tiny House. Yang kepo tinggal search
aja ya hehe. Sedang asyik menonton akhirnya waktu subuh tiba. Aku pun
beranjak untuk melaksanakannya.
Melihat waktu, akhirnya ku cek kembali hp dan melihat ada beberapa
pesan masuk. Kubuka lalu ku balas satu per satu. Dan ketika sedang membalas
pesan, lalu ada notif muncul dan ketika ku lihat, pesan dari salah satu teman
yang mungkin sudah sebulan yang lalu terakhir kita berkomunikasi.
Terheran-heran, namun tidak langsung kubuka, kubereskan dahulu membalas pesan
yang lebih dahulu masuk. Setelah dibuka jendela pesan, ternyata lebih dari satu
pesan yang dikirimnya. Makin bertanya-tanya aku dibuatnya. Namun, entah mengapa
aku hanya tertuju pada satu feeling tentang pesan yang mungkin dia
kirim.
Tadaa... Benar saja ketika kubuka apa yang aku sangkakan terjadi.
Flat. Muka ku mungkin tak berekspresi seperti seharusnya aku merespon. Syukur
alhamdulillah, refleks ku masih mengucap syukur. Ya, temanku mengirimkan
undangan pernikahannya. Tapi kenapa?
0 komentar:
Posting Komentar